top down
Bisnis Dahsyat tanpa modal
CLICK TITLE TO READ MORE/AYO GABUNG DI BISNIS ONLINE 100%GRATIS SILAHKAN CLICK BENER DI ATAS

1 Juni 2011

Gejala Perasaan

       I.            Pendahuluan
Psikologi umum ialah studi mengenai tingkah laku dan gejala-gejala kesadaran dari manusia budaya (maksudnya secara mayoritas, manusia itu berbudaya), dewasa dan normal.[1] Masih banyak lagi definisi yang dapat dibaca dan dipilih menurut selera pembaca di berbagai macam buku Psikologi Umum. Contoh buku Psikologi Umum edisi revisi 2009 yang ditulis oleh Drs. H. Abu Ahmadi silahkan pembaca meniliknya. Pembaca yang budiman, pada bahasan Psikologi Umum kali ini, kita akan membahas bersama-sama hanya tentang gejala-gejala jiwa manusia. Makalah simpel ini meneruskan diskusi kita yang terdahulu yang membahas Gejala pengenalan (kognitif) sedangkan hari ini maka gejala selanjutnya yaitu Gejala perasaan (emosi).
Makalah ini berisikan
ü  Pendahuluan
ü  Pembahasan
a.       Pengertian
b.      Dimensi Perasaan
c.       Perasaan dan Gejala-gejala Keejasmanian
d.      Macam-macam Perasaan
e.       Gangguan Perasaan
f.       Afektif dan Stemming (Suasana Hati)
g.      Simpati dan Empati
ü  Kesimpulan

    II.            Pembahasan
A. Pengaertian
            Secara bahasa gejala adalah tanda-tanda; gelagat[2]. Apabila perasaan bisa diartikan sebagai emosi[3].
            Menurut istilah, atau pengertian perasaan itu sendiri yaitu, perasaan termasuk gejala jiwa yang dimiliki oleh semua orang, hanya corak dan tingkatannya tidak sama. Perasaan tidak termasuk gejala mengenal seperti yang telah kita bahas sebelumnya. Walaupun demikian sering juga perasaan berhubungan dengan gejala mengenal. Lalu apa perasaan itu? Perasaan ialah suatu keadaan kerohanian atau peristiwa kejiwaan yang kita alami dengan senang atau tidak senang dalam hubungan dengan peristiwa mengenal dan bersifat subjekti. Jadi, unsur-unsur perasaan (ciri has perasaan) itu ialah :
ü  Bersifat subjektif daripada gejala mengenal
ü  Bersangkut-paaut dengan gejala mengenal
ü  Perasaan dialami sebagai rasa senagan atau tidak senang, yang tingkatannya tidak sama.
            Perasaan lebih erat hubungannya dengan pribadi seseorang dan berhubungan pula dengan gejala-gejala jiwa yang lain. Oleh sebab itu, tanggapan perasaan seseorang terhadap sesuatu tidak sama dengan tanggapan perasaan orang lain terhadap hal yang sama.
Sebagai contoh, ada 2 orang bersama-sama menyaksikan suatu lukisan. Seorang di antaranya menanggapi lukisan tersebut dengan rasa senang dan kagum, singkatnya dia menilai bahwa lukisan itu “bagus”. Seorang yang lain menaggapi lukisan tersebut dengan acuh tak acuh, tampaknya lukisan tersebut tidak menarik perhatiannya.Dengan lai perkataan, dia menilai lukisan itu “tidak bagus”.[4] Jadi, baik itu penilaian bagus ataupun tidak, kesemuanya bersifat subjektif dan subjektivitas ini berhubungan erat dengan keadaan pribadi masing-masing.
Karena adanya sifat subjektif pada perasaan inilah maka gejala perasaan tidak dapat disamakan dengan gejala mengenal, tidak dapat disamakan dengan pengamatan, pikiran, dan sebagainya.
            Perasaan bukan merupakan suatu gejala kejiwaan yang berdiri sendiri, tetapi bersangkut-paut atau berhubungan erat dengan gejala-gejala jiwa yang lain, antara lain dengan gejala mengenal. Kadang-kadang gejala perasaan diiringi oleh peristiwa mengenal dan sebalinya pada suatu ketika ada gejala perasaan yang menyertai peristiwa mengenal.[5]
            Dasar-dasar perasaan (perasaan dipengaruhi oleh)
a.     Keadan jasmani (fisik), misalnya badan kita dalam keadaan sakit, perasaan kita lebih mudah         tersinggung daripada kalau badan kita dalam keadaan sehat dan segar.
b.    Pembawaan (karakter individu), ada orang yang mempunyai pembawaan berperasaan        halus, sebaliknya ada pula yang kebal perasaannya.
c.     Perasaan seseorang berkembang sejak ia mengalami sesuatu. Karena itu, mudah      dimengerti bahwa keadaan yang pernah mempengaruhinya dapat memberika corak        dalam perkembangan perasaannya. Maka selain faktor yang mempengaruhi perasaan seperti yang disebutkan, masih banyak hal-hal lain yang dapat mempengaruhi perasaan manusia. Misalnya keadaan keluarga, jabatan, pergaulan sehari-hari, cita-cita hidup, dan sebaagainya. Dalam kehidupan modern terdapat bermacam alat yang digunakan sebagai meperkaya rangsangan emosi (perasaan), seperti : televisi, radio, film, gambar, majalah, dan sebagainya.
            Lebih jelasnya, contoh di atas mungkin dapat menimbulkan perasaan terhadap sementara orang. Karena itu, perasaan selain tergantung pada stimulus yang datang dari luar, juga bergantung pada :
a.       Keadaan jasmani (fisik) individu yang bersangkutan. Kalau keadaan jasmani krurang sehat misalnya, hil ini dapat mempengaruhi soal perasaan yang ada pada individu itu. Pada umumnya orang dalam keadaan sakit, sifatnya lebih perasa bila dibandingkan dengan keadaan jasmani yang sehat. Suatu peristiwa tidak menimbulkan suatu perasaan pada waktu sehat tetapi dapat menibulkan suatu perasaan pada waktu individu itu dalam keadaan sakit. Hal ini menunjukkana adanya hubungan yang erat antara keadaan jasmani dengan keadaan psikis individu.
b.      Keadaan dasar individu. Hal ini erat hubungannya dengan struktu pribad individu. Misalnya, ada orang yang mudah marah, sebaliknya ada orang yang tidak gampang marah. Dengan demikian, struktur pribadi individu akan turut menentukan mudah tidaknya seseorang mengalami sesuatu perasaan.
c.       Keadaan individu pada suatu waktu, atau keadaan temporer seseorang. Misalnya, orang yang pada suatu waktu sedang kalut pikirannya, akan mudah sekali terkena perasaan bila dibandingkan individu dalam keadaan yang normal.
B. Dimensi-dimensi[6] perasaan (pandangan)[7]
            Sebelumnya kita telah ketahui bahwa perasaan itu dialami oleh individu sebagai perasaan senang atau sebaliknya. Namun tidak lah demikian, sebagaimana yang akan diungkapkan oleh tokoh-tokoh di bawah ini. Mereka memandang, perasaan senang dan tidak senang, bukan satu-satunya demensi dari perasaan.
1.      Menurut Woodworth dan Marquis (1957) di dalam bukunya mengutip pendapat Wundt. Perasaan tidak hanya dapat dialami oleh individu sebagai perasaan senang, melainkan masih dapat dilihat dari demensi lain memang salah satu segi perasaaan itu dialami sebagai perasaan yang menyenangkan atau tidak menyenangkan. Hal ini dinyatakan oleh Wundt sebagai dimensi yang pertama. Di samping itu, masih terdapat dimensi lain yaitu perasaan itu dapat dialami sebagai suatu hal yang “excited” atau sebagai “ innert feeling”, hal ini oleh Wundt digunnakan sebagai dimensi yang kedua. Sesuatu perasaan yang dialami oleh individu itu dapat disertai tingkah laku perbuatan yang menampak. Misalnya orang menari-nari karena gembira sekali sehabis menerima uang banyak atau lulus ujian, tetapi ada pula sekalipun ia menerima uang banyak atau lulus ujian dan mengalami sesuatu perasaan tetapi ia tetap tenang saja tanpa adanya perbuatan atau tingka laku yang menampak seperti pada orang yang pertama. Di samping itu, masih adanya dimensi lain yang digunakan sebagai dimensi yang ketiga yaitu “expextancy” dan “release feeling”. Suatu perasaan dapat dialami oleh individu sebagai suatu yang masih dalam penghargaan. Ada pula perasaan yang dialami individu karena peristiwa atau keadaan itu telah nyata terjadi atau telah “releasse”.
            Jadi, pendapat W. Wundt perasaan itu ada 4 yaitu :
a.       Perasaan yang dialami sebagai perasaan yang menyenangkan atau tidak menyenangkan
b.      Perasaan dapat dialami sebagai suatu hal yang “excited” atau sebagai “innert feeling”
c.       Perasaan dapat dialami oleh individu sebagai suatu yang dalam penghargaan “expextancy” dan “release feeling”
d.      Perasaan yang dialami individu karena peristiwa atau keadaan itu telah nyata terjadi atau telah “release”
            Dengan demikian, dapat diketahui bagaimana pendapat dari Wundt mengenai perasaan.
2.      Menurut (Kohnstamm, Bigot, dan Palland, 1950) menukil pendapat Stern yang  mengajukan 3 golongan juga dalam membedakan perasaan
a.       Perasaan presens, yaitu yang bersangkutan dengan keadaan-keadaan sekarang yang dihadapi. Hal ini berhubungan dengan situasi yang aktual
b.      Perasaan yang menjangkau maju, merupakan jangkauan ke depan dalam kejadian-kejadian yang akan datang, jadi masih dalam pengharapan
c.       Perasaan yang berhubungan dengan waktu yang telah lalu, atau melihat kebelakang yang telah terjadi. Misalnya, orang merasa sedih karena teringat pada waktu zaman keemasannya beberapa tahun yang lampau
       C. Perasaan dan Gejala-gejala Kejasmanian[8]
               Di muka telah dikatakan bahwa gejala perasaan tidak berdiri sendiri, melainkan bersangkut-paut dengan gejala-gejala jiwa yang lain, bahkan perasaan dengan keadaan tubuh ini memang tidak dapat dipisahkan. Contoh, kalau ada orang bercakap-cakap biasanya desertai dengan gerakan tangan. Gerakan ini tidak lain dari ungkapan perasaan untuk memperjeals apa yang dikatakannya.
       Orang yang sedang menghormat orang lain, biasanya disertai gerakan tangan dengan caranya masing-masing. Gerakan tangan yang menyertai penghormatan tidak sama dengan gerakan tangan yang menyertai perasaan marah, dan tidak sama pula dengan gerakan orang yang sedang ketakutan.
                   Dari contoh-contoh di atas jelaslah bahwa ada hubungan antara gejala emosi dengan keadaan tubuh. Hubungan ini tidak hanya merupakan pengaruh searah, melainkan benar-benar ada hubungan timbal balik.
                   Keadaan tubuh dapat mempengaruhi perasaan dan ada pula perasaan yang menimbulkan gerakkan tubuh. Kenyataan tersebut banyak kita lihat dalam kehidupan sehari-hari. Kebanyakan kita dapat memperkirakan apa yang dirasakan orang lain dengan memperhatikan gerakan-gerakannya secara visual, mesalnya dari gerak matanya, lirik matanya dan sebagainya.
                   Dengan meperhatikan kerut keningnya, gerak mulutnya, kita dapat mengetahui apakah orang itu sedang marah atau sedang suka, atau jemu, dan sebagainya. Banyak perasaan yang timbul bersamaan dengan peristiwa tubuh. Tertawa, membentak-bentak, mengepalkan tangan, tidak lain adalah gerakan yang menyertai perasaan. Tarian-tarian, senam irama adalh gerakan untuk mengungkapkan perasaan.
                   Tanggapan-tanggapan tubuh terhadap perasaan dapat berwujud :
a.       Mimik, gerakan roman muka;
b.      Pantomimik, gerakan anggota badan bagi orang bisu, tuli berdiri dari gerakan-gerakan yang termasuk mimik dan pantomimik
c.       Gejala pada tubuh, seperti denyut jantung bertambah cepat dan biasanya, muka menjadi pucat, dan sebagainya.
D. Macam-macam perasaan
Dalam kehidupan sehari-hari sering, didengar adanya perasaan yang tinggi dan perasaan rendah. Keadaan ini menunjukkan adanya suatu klasifikasi dari perasaan.
Menurut max schelar, perasaan itu ada empat tingkatan:
1.      perasaan tingkat sensoris
perasaan ini merupakan perasaan yang berdasarkan atas kesadaran yang berhubungan dengan stimulus pada kejasmanian, misalnya rasa sakit, panas dan dingin.
2.      Perasaan ini bergantung kepada keadaan jasmani seluruhnya, misalnya rasa segar, lelah dan sebagainya.
3.      Perasaan kejiwaan
Perasaan ini merupakan perasaan seperti rasa gembira, susah, dan takut.
4.      Perasaan kepribadian
Perasaan ini merupakan perasaan yang berhubungan dengan keseluruhan pribadi, misalnya perasaan harga diri, perasaan putus asa, perasaan puas.
            Menurut kohnstamm memberikan klasifikasi perasaan sebagai berikut:
1.      perasaan keindraan
perasaan ini adalah perasaan yang berhubungan dengan alat-alat indra, misalnya perasaan yang berhubungan dengan pengecapan, contohnya rasa asin, asam, pahit, manis. Juga perasaan yang berhubungan dengan bau, dan sebagainya. Juga termasuk dalam hal ini perasaan lapar, haus, sakit, lelah, dan sebagainya.
2.       Perasaan kejiwaan
Adapun perasaan yang tergolong pada perasaan kejiwaan ini adalah:
a.       perasaan intelektual
perasaan ini merupakan jenis perasaan yang timbul atau menyertai perasaan intelektual, yaitu perasaan yang timbul  bila orang dapat memecahkan sesuatu soal, atau mendapatkan hal-hal baru sebagai kerja dari intelektualnya. Perasaan ini juga  dapat memotivasi atau merupakan suatu pendorong individu dalam berbuat; dan perasaan  ini juga dapat merupakan motivasi dalam bidang ilmu pengetahuan.
b.      perasaan kesusilaan
kesusilaan ialah segala sesuatu yang berhubungan dengan penghayatan atau pengalaman kita terhadap hal-hal yang baik dan buruk, yang benar dan yang salah. Perasaan kesusilaan ini timbul ketika orang mengalami hal-hal yang baik atau hal-hal yang buruk menurut norma kesusilaan. Hal-hal yang baik akan menimbulkan perasaan kesusilaan yang positif, sedangkan hal-hal yang buruk akan menimbulkan perasaan kesusilaan yang negatif. Jadi, orang akan mengalami perasaan positif kalau ia berbuat baik atau ia menyaksikan perbuatan yang baik, demikian sebaliknya, ia akan mengalami perasaan kesusilaan yang negatif kalau ia berbuat jelek atau menyaksikan perbuatan jelek.
c.       Perasaan keindahan
Perasaan ini timbul kalau orang mengamati sesuatu yang indah atau yang jelek. Yang indah akan menimbulkan perasaan positif, yang jelek akan menimbulkan perasaan yang negatif.
d.      Perasaan kemasyarakatan
Perasaan timbul dalam hubungan dengan orang lain. Kalau orang mengikuti keadaan orang lain, adanya perasaan yang menyertainya. Perasaan dapat bermacam-macam coraknya, misalnya benci atau antipati, senang atau simpati. Perasaan senang merupakan perasaan yang positif, kebencian merupakan perasaan yang negatif. Perasaan kebangsaan merupakan perasaan kemasyarakatan.
e.       Perasaan harga diri
Perasaan harga diri ialah perasaan yang ada pada seseorang tentang dirinya sendiri. Perasaan timbul jika kita menyadari berharga atau tidaknya diri kita. Ada orang yang merasa dirinya tidak beguna dapat berbuat sesuatu. Perasaan semacam ini termasuk perasaan harga diri. Adapun macam-macam perasaan harga diri:
1)      Perasaan harga diri positif
Perasaan timbul apabila kita merasa dapat melakukan sesuatu atau kita puas terhadap suatu keadaan. Perasaan harga diri positif ini ada kalanya dapat meningkat menjadi perasaan harga diri lebih, apabila orang itu menganggap dirinya  lebih daripada orang lain dan mengharapkan mendapatkan perhargaan dari orang lain yang lebih daripada semestinya. Perasaan harga diri yang terlalu positif dapat menimbulkan sikap ingin dipuji, sombong, congkak, angkuh, dan sebagainya.
2)      Perasaan harga diri negatif
Perasaan ini timbul kalau seseorang merasa tidak mampu  melakukan sesuatu, merasa kurang, merasa lebih rendah dan terlalu negatif (inferior), dapat menimbulkan sikap pemalu, ragu-ragu, merasa dirinya kecil, rendah diri, gelisah, segan, kacil hati dan sebagainya.
3)      Perasaan harga diri kurang
Perasaan harga diri kurang berhubungan erat dengan perasaan harga diri negatif. Perasaan ini timbul kalau seseorang merasa dirinya  kurang berharga daripada orang lain karena berbagai sebab. Sebab-sebab timbulnya perasaan harga diri kurang ialah:
a)      Cacat jasmani dan rohani, misalnya timpang, sumbing, lemah ingatan, dan sebagainya dapat menimbulkan perasaan harga diri kurang.
b)      Kesalahan pendidikan, misalnya pendidikan terlalu keras, pendidikan terlalu lunak dan atau pelayanan yang bersifat memanjakan.
c)      Orang pernah kehilangan nama baiknya dalam masyarakat, misalnya bekas narapidana, bekas penjudi, bekas tunasusila dan sebagainya.
d)     Keadaan sosial ekonomi yang tidak baik, mrnimbulkan perasaan harga diri kurang.
f.       Perasaan ketuhanan
Perasaan ini berkaitan dengan kekuasaan Tuhan. Salah satu kelebihan manusia sebagai makhluk Tuhan adalah dianugerahkannya kemampuan mengenal Tuhannya. Perasaan ini digolongkan pada peristiwa psikis yang paling mulia dan luhur. Kemampuan yang demikian ini tidak terdapat dalam diri binatang. Walaupun binatang itu sendiri dapat berpikit (dalam bentuk sederhana), tetapi tidak mampu hidup beragama.
Tiap-tiap manusia mempunyai benih perasaan ketuhanan yang meliputi perasaan yakin adanya Tuhan, percaya atas sifat-sifat Tuhan, percaya dan taat kepada tuhan beserta hukum-hukumnya, sehingga segala perbuatan dan usaha di dunia dapat menjiwai  pula persiapan-persiapan hidup di dunia akhirat.
Perasaan ketuhanan membawa rasa takut melanggar hukum Tuhan, takut berdosa, merasa kecil dalam menyaksikan ciptaan dan kodrat Tuhan, yang akhirnya hormat terhadap keagungan Tuhan dan mengagungkan-Nya.
E. Gangguan perasaan
            Perasaan  sangat dipengaruhi oleh keadaan luar seperti pengalaman hidup yang pahit, keadaan sosial ekonomi yang buruk, dan sebagainya. Sebaliknya kehidupan dibentuk oleh perasaan. Jadi ada hubungan timbal balik antara perasaan dan pengalaman hidup.
            Macam-macam gangguan perasaan:
1.      melancholia atau depresi
perasaan ini mempunyai ciri negatif, misalnya selalu murung, muram, susah, melihat dunia luar dengan kegelapan, kejadian-kejadian di luar yang menggembirakan tidak membawa perubahan apa-apa pada perasaannya. Perasaan melancholia kerap kali bersumber pada perasaan takut dan tidak tahu jalan keluarnya. Karena itu besar kemungkinannya perasaan melancholia berakibat adanya peristiwa bunuh diri.
2.      Maniso
Orang yang menderita maniso mempunyai ciri terlalu lincah dan seolah-olah  tidak pernah mengenal kesulitan. Jalan pikiran penderita maniso kabur dan terputus-putus.  Pengalaman hidup yang pahit atau pedih menimbulkan reaksi semacam, dan dipandang sebagai cara melindungi  diri  dari peristiwa-peristiwa yang tidak menyenangkan. Dia tertawa-tawa , tetapi tertawanya hambar dan kadang-kadang sinis.
3.      apathesia
penderita hampir-hampir atau sama sekali tidak menunjukkan perasaannya. Perasaan sudah tumpul sama sekali. Perasaan tidak peduli lagi terhadap keadaan-keadaan di luar, apakah keadaan itu menyenangkan atau menyedihkan, tetap tidak akan menggerakkan jiwanya. Penderita ini biasanya acuh tak acuh terhadap semua situasi yang terjadi di sekitarnya.
F. Afek dan Stemming (Suasana Hati)
            Afek adalah merupakan peristiwa psikis dapat diartikan sebagai rasa ketegangan hebat dan kuat, yang timbul dengan tiba-tiba dalam waktu singkat, tidak disadari dan disertai dengan gejala-gejala jasmaniah yang hebat pula. Pribadi yang dihinggapi afek tersebut tidak mengenal atau tidak menyadari terhadap sesuatu yang diperbuatnya. Afek ini pada umumnya tidak pernah berlangsung lama, karena sifatnya yang kuat. Misalnya keakutan, kemurkaan, kemuakan, ledakan dendam, kebencian yang menyala-nyala, dan lain sebagainya.
            Bebarapa pendapata tentang afek:
1.      Wilhelm Wundt, tokoh psikologi eksperimental membagi afek menjadi 3 macam:
a.       Afek yang disentai perasaan senang dan tidak senang.
b.      Afek yang menggiatkan jiwa dan melemahkan.
c.       Afek yang penuh ketegangan dan mengendorkan jiwa.
2.        Immanuel kant membagi afek menjadi 2 macam:
a.       afek sthenis ialah afek yang membawa kesadaran akan kekuatan sendiri. Dengan afek sthenis individu menyadari kemampuan dan kekuatan tenaganya, sehingga aktivitas jasmania dan rohani dapat dipertinggi. Misalnya dorongan untuk bekerja.
b.      Afek asthenis ialah afek yang membawa perasaan kehilangan kekuatan, sehingga aktivitas fisik dan psikisnya terlumpuhkan karenanya. Misalnya kejutan hebat sehingga melumpuhkan diri dan lain sebagainya.
Stemming atau suasana hati dapat diartikan sebagai suasana hati yang berlangsung agak lama, lebih tenang, berkesinambungan dan ditandai dengan ciri-ciri perasaan senang atau tidak senang. Sebab-sebab suasana hati itu pada umumnya ada dalam bawah sadar, namun ada kalanya, juga disebabkan oleh faktor jasmaniah.
G. Simpati dan Empati
          Kedua jenis perasaan ini berhubungan dengan perasaan seseorang dalam hubungan dengan orang lain.
            Simpati, pengertian yang sederhana adalah perasaan terhadap orang lain. Perasaan yang bagaimana, simpati dapat dijelaskan demikian:
            Simpati ialah suatu kecendrungan untuk ikut serta merasakan segala sesuatu yang dirasakan orang lain. Dengan kata lain, suatu kecendrungan untuk ikut merasakan segala sesuatu yang dirasakan oleh orang lain. Di sini ada situasi feeling with another person.
            Simpati dapat timbul karna persamaan cita-cita, mungkin karna penderitaan yang sama, atau berasal dari daerah yang sama, dan sebagainya.
            Gejala perasaan yang berlawanan dengan simpati ialah antipasti. Gejala perasaan ini menunjukkan ketidaksenangan kepada orang lain. Ketidaksenangan ini dapat berwujud suatu kebencian. Dari kebencian ini terdapat unsure berlawanan atau bermusuhan. Antipasti ini timbul karna bemacam-macam sebab seperti halnya simpati. Empati ialah suatu kecendrungan untuk merasakan sesuatu yang dilakukan orang lainandaikata dia berada dalam situasi orang lain tersebut. Karena empati, orang menggunakan perasaannya dengan efektif dalam situasi orang lain, didorong oleh emosinya seolah-olah dia ikut ngambil bagian dalam gerakan-gerakan yang dilakukan orang lain. Di sini ada situasi “feeling into a person or thing”.
            Contoh kita mengikuti pertandingan sepak bola yang pada waktu itu kesebelasan dari sekolah kita bertanding. Setelah pertandingan berlangsung lama, kedua belah pihak masih mempertahankan gawangnya masing-masing. Kedudukan tetap kosong-kosong. Makin lama makin seru. Kedua belah pihak silih berganti saling menyerang dan saling bertahan. Suasana itu menimbulkan emosi diantara penonton. Saat-saat pemain membawa bola kea rah gawang lawan, suasana menjadi riuh. Diantara kita ada yang bergerak. Gerakan semacam ini didorong oleh suatu emosi yang disebut empati.

 III.            Penutup
Dengan uraian diatas penulis menyatakan bahwasannya Keberadaan ilmu psikologi dirasakan semakin penting di zaman Modern dengan tata pergaulan yang kian global dan kompleks, karena psikologi mempengaruhi begitu banyak aspek kehidupan kita. lebih- lebih  di dunia pendidikan, keberadaan psikologi sangat mempengaruhi atas proses belajar peserta didik, baik secara mental maupun jasmani.













DAFTAR PUSTAKA
A Partanto, Pius, M. Dahlan Al Barry Kamus Ilmiah Populer Surabaya : Arkola
Drs. H. Abu Ahmadi Psikologi Umum Jakarta : PT Rineka Cipta Cetakan : keempat (edisi            revisi), april 2009
Drs. Abu Ahmadi-Drs. M. Umar M.A. Psikologi Umum Surabaya : PT. Bima Ilmu Hlm : 59-        60. 2004
DR. Kartini Kartono Psikologi Umum, Bandung : Mandar Maju Cetakan 1996     








                [1]DR. Kartini Kartono Psikologi Umum, Bandung : Mandar Maju Hlm. : 35 Cetakan 1996             
                [2] Pius A Partanto, M. Dahlan Al Barry Kamus Ilmiah Populer Surabaya : Arkola Hlm : 196
                [3] Drs. H. Abu Ahmadi Psikologi Umum Jakarta : PT Rineka Cipta Hlm : 101 Cetakan : keempat (edisi revisi), april 2009 & Drs. Abu Ahmadi-Drs. M. Umar M.A. Psikologi Umum Surabaya : PT. Bima Ilmu Hlm : 59-60. 2004
                [4] Ibid.
                [5] Ibid.
                [6] Dalam ilmu Matematika dan Fisika, dimensi adalah parameter yang dibutuhkan untuk menggambarkan                posisi dan sifat-sifat objek dalam suatu ruang namun dalam penggunaan umum, demensi berarti barometer atau pengukuran yang dibutuhkan untuk mendefinisikan sifat-sifat suatu objek. WIKIPEDIA GOOGLE.COM
                [7]Ibid.     
                [8] Ibid.

0 komentar:

Posting Komentar

berilah komentar yang saling mendukung saling menghormati sesama

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Posting Terbaruku

Jika Artikel Atau Apa Yang Ada Di Blog Ini Bermanfaat Bagi Anda Jangan Lupa Komentarnya!! Di Bawah Ini Atau Di Buku Tamu Yang Ada Di Samping Kanan, Demi kemajuan Blog Ini

Buku Tamu Facebook

SELAMAT DATANG DI BLOG SHERING ILMU JANGAN LUPA KOMENTAR ANDA DI SINI!!
Widget by: Facebook Develop by:http://wwwsaidahmad.blogspot.com/

Entri Populer