Mata pemuda itu memandang ke luar jendela. Lautan terhampar di depan mata. Ombak seolah menari-nari riang. Sinar matahari memantul-mantul keperakan. Dari karcin yang ia pegang, ia tahu bahwa feri yang ia tumpangi bernama Lintas Samudera. Tujuan feri yang bertolak dari pelabuhan Batam itu adalah pelabuhan Johor Bahru.
Ia memejamkan mata seraya meneguhkan hatinya. Ia menyakini dirinya harus kuat. Ya, sebagai lelaki ia harus kuat. Meskipun ia merasa kini tidak memiliki siapa-siapa lagi. Bagi seroang lelaki cukuplah keteguhan hati menjadi teman dan penenteram jiwa.
Ia kembali menegaskan niat, bahwa ia sedang melakukan pengembaraan untuk mengubah takdir, mengubah nasib. Seperti saran Pak Hasan, ia harus berani berhijrah dari satu takdir Allah ke takdir Allah lain yang lebih baik. Feri Lintas Samudera terus melaju ke depan Singapura semakin dekat di depan, dan Batam semakin jauh di belakang. Namun, Lintas Samudera tidak hendak menuju Singapura, tapi menuju pelabuhan Johor Bahru Malaysia.
0 komentar:
Posting Komentar
berilah komentar yang saling mendukung saling menghormati sesama